VISI

VISI :

Menjadi berkat bagi semua orang tanpa membedakan suku bangsa, ras dan agama.

Search

KUMPULAN CERPEN

Laman ini memuat kumpulan cerpen karya WB, bila Anda membutuhkan karya yang lain silakan hubungi kami melalui email : wahyubarmanto@yahoo.co.id
 
CERPEN 1
Karya : Wahyu Barmanto

CINTAKU TERHEMPAS DI KEBUN KARET 

[Ilustrasi foto oleh WB,menggunakan K-TOUCH H-699,
Lokasi : Caringin Tilu - Cimenyan - Bandung]

BAGIAN PERTAMA
Maman dilahirkan dari keluarga yang sederhana, untuk menopang kehidupannya Maman harus bekerja sebagai pencari ular dan katak. Suatu hari Maman berkenalan dengan Nia, seorang gadis mungil, putih dan cantik yang tinggal di sebuah dusun terpencil di bilangan perkebunan karet Ciseru – Cipari. Awal perkenalan Maman dengan Nia tidak pernah disengaja. Ketika itu Maman menitipkan sepeda di rumah orangtua Nia. Sebagai pria yang lugu dan pemalu Maman tidak terlalu agresif dalam bergaul dengan Nia. Perkenalannya saja hanya sebatas tegur sapa tanpa ada waktu khusus untuk berbicara atau bersenda tawa. Kalau boleh dibilang perkenalan Maman dengan Nia hanya sebatas ”Say Hello ... ”. Mas Maman gimana kabarnya ?? Sapa Nia dengan nada malu. Dengan senyuman yang tersipu Maman menjawab kabarku baik-baik saja. Demikianlah sapaan yang diberikan Nia bila bertemu dengan Maman. Perkenalan Maman dengan Nia tidak terasa berjalan hampir 6 tahun. Meski sudah 6 tahun berkenalan tidak ada perubahan yang berarti, malahan Maman merasa canggung bila ada kesempatan untuk bicara. Maman lebih nyaman ngobrol dengan kedua orangtua Nia dengan beragam tema obrolan yang terkadang tidak sesuai dengan dunia Maman. ....

Bagaimana kelanjutan kisah ini ????
Tunggu di bagian berikutnya ....!!!


BAGIAN KEDUA
            Tak terasa Maman berhasil menyelesaikan pendidikan SMP dan berencana melanjutkan ke jenjang SMA. Meski hidup dalam segala keterbatasan secara materi akan tetapi antusiasmenya untuk meraih cita-cita sangat tinggi. Maman mencoba mendaftar ke SMA negeri 1 dan SMA swasta di Sidareja. Daerah yang terletak sekitar 15 km dari rumah Nia. Selain itu Maman juga mencoba mendaftar ke SMA Negeri 1 Cipari yang berdomisili tidak jauh dari rumah Nia. Setelah 6 tahun menjalin pertemanan, Nia merasakan ada sedikit harapan bila Maman sekolah di dekat rumah tinggalnya. Dengan penuh riang, Nia memberikan kabar gembira sembari memberikan sepucuk surat pengumuman. Selamat ya Mas Maman, hasil seleksi memutuskan Mas Maman diterima di SMAN 1 Cipari.
Terima kasih, tapi sayangnya aku juga diterima di SMAN 1 Sidareja yang letaknya  tidak jauh dari rumah orangtuaku jawab Maman.
Jadi gimana Mas, jadi sekolah didekat sini ga ? Tanya Nia penuh harap. Nanti aku pikir-pikir dulu, sahut Maman sembari mengakhiri pembicaraan. Oh ... gitu ya Mas, Nia menjawab dengan muka sedikit kecewa akan tetapi dalam hatinya tetap berharap Maman bisa sekolah di dekat rumahnya. Tak berapa lama, tanpa sepatah katapun Nia meninggalkan Maman dan masuk ke kamarnya. Maman penasaran dengan sikap Nia yang tiba-tiba meninggalkannya tanpa berpamitan atau sebatas basa-basi .............

Bagaimana kelanjutannya kisah ini ????
Tunggu di bagian berikutnya ....!!!


BAGIAN KETIGA
Dengan hati bertanya, Maman meneruskan pekerjaannya. Maman mulai menapaki sungai, pesawahan dan bukit ke bukit. Ditemani sunyinya malam Maman melakukan pekerjaannya dengan baik. Dalam benaknya terus teringat kesan terakhir ketika Nia meninggalkan Maman secara tiba-tiba. Terpikir juga oleh Maman, untuk apa memikirkan Nia toh Nia khan bukan siapa-siapa. Akan tetapi hati kecil Maman tidak bisa dibohongi. Perasaan hati Maman terus terpaut pada Nia.Sementara itu, sambil menunggu waktu tidur ditemani dengan sehelai selimut dan sepasang bantal, Nia terus merenungi sikap Maman karena keputusannya memilih sekolah yang dekat dengan orangtuanya.Nia sangat berharap Maman sekolah di dekat rumahnya agar hubungannya lebih dekat lagi. Akan tetapi, keadaan memaksa Nia menelan dalam-dalam keinginannya. Mas Maman, mengapa sih ga sekolah di sini saja ? Tanya Nia dalam hati di tengah lamunannya. Dengan langkah tertatih Nia kembali menjalani setiap hari demi hari. Kelesuan dan kehampaan mengisi perasaan hati Nia seakan tidak ada semangat untuk hidup, yang ada hanyalah sejuta harapan akan kehadiran Maman. Hari – hari Nia dibayangi oleh perasaan hati yang ingin selalu dekat dengan Maman. Hingga suatu hari, Nia  ......

Bagaimana kelanjutannya kisah ini ????
Tunggu di bagian berikutnya ....!!!


CERPEN 2
Karya : Wahyu Barmanto

NARSIS
(Sebuah Realitas Hidup Kaum Marjinal)

BAGIAN PERTAMA
Tekanan hidup dan ekonomi memaksa Ira harus menyetir kehidupannya seorang diri. Kedua orang tuanya di sibukan dengan pekerjaan kasarnya sebagai buruh tani pada seorang Saudagar kaya yang baik hati yang bernama Manto. Iran dan Sari adalah nama orang tua Ira, sejak kecil Ira di didik dengan cara yang cukup sederhana yaitu belajar hidup mandiri. Ternyata konsep didikan inilah yang disalah tafsirkan oleh Ira sehingga dia lebih mementingkan egonya dan kepentingan lainnya daripada kepentingan kedua orangtunya atau orang lain. Waktu telah membawa Ira menjadi dewasa namun karakter egonya semakin menjadi bahkan terhadap kedua orang tuanya Ira berlaku kurang baik dan tidak sedikit harus memperlakukan kedua orang tuanya seperti pekerja rodi. Semua keinginan Ira harus segera dipenuhi tanpa memandang kondisi sekitar. Bila tidak terlaksana keinginannya, tidak jarang Ira mengamuk dan melakukan tindakan yang membahayakan orang lain.
Beberapa pemuda sering menaruh simpati kepada Ira namun Ira bersikap dingin bahkan tidak merespon sama sekali. Kedua orang tua Ira sangat mengharapkan Ira segera memiliki pasangan mengingat usianya yang semakin bertambah. Tapi hal ini tidak pernah digubris oleh Ira.
Suatu waktu Ira mengalami kecelakaan saat bus yang ditumpanginya terguling di Jalan tol. Ira ditolong oleh seorang pria sederhana dan berpenampilan biasa – biasa saja. Dengan penuh kasih sayang dan perhatian pria yang bernama Edo ini membawa Ira ke Rumah Sakit untuk berobat. Setiap hari Edo memantau perkembangan kesehatan Ira, tidak jarang Edo harus pergi pulang ke rumah sakit untuk menengok Ira. Kedua orang tua Ira tidak mengetahui gerak langkah Edo karena Edo sering menyamar sebagai dokter yang merawat Ira. Pada suatu malam Edo masuk ke kamar rawat Ira dan berdoa, saat Edo berdoa tanpa sadar Ira terjaga dan mendengar untaian kata – kata doa yang diucapkan Edo. Ira pun penasaran dan mulai mencari tahu siapa sebenarnya Dr. Edo ini. ....
Bagaimana kelanjutan kisah ini, saksikan terus hanya  di laman  blog ini .....

BAGIAN KEDUA

Waktu telah membawa kepada kesembuhan Ira. Kecelakaan yang menimpanya membuat Ira memiliki perubahan dalam tingkah lakunya. Ira lebih banyak berkomunikasi dengan kedua orang tuanya dan berusaha untuk ramah dengan orang yang ditemuainya. Perubahan ini tentunya menjadi pertanyaan besar khususnya kedua orang tua Ira. Suatu malam tepatnya ketika makan malam bersama, ibu Ira mencoba menanyakan kesehatan Ira. Ira pun menjawab dengan penuh lemah lembut dan menanyakan siapa dokter yang merawatnya selama di rumah sakit. Ibu Sari sedikit kesulitan menjawabnya, tapi setahu dia ada dokter yang baik, lemah lembut dan sopan bernama Dr. Edo. Di hantui oleh rasa penasaran Irapun menanyakan hal ihwal keberadaan Dr. Edo ke Rumah Sakit. Alhasil Ira pun tidak menemukan Dr. Edo. Hari terus berganti dan Irapun masih penasaran dengan keberadaan Dr. Edo tersebut. Tak terasa 1 tahun sudah peristiwa kecelakaan itu berlalu. Suatu hari, Pak Manto Saudagar kaya baik hati yang adalah majikan kedua orang tua Ira mengadakan acara keluarga.
Pak Iran dan ibu Sari mendapat kehormatan untuk datang ke acara tersebut. Di mata keluarga Pak Manto, mereka adalah orang yang memiliki loyalitas dan dedikasi yang tinggi dalam mengemban tugas yang diberikan. Tidak heran jika mereka sudah dianggap seperti keluarga sendiri. Mereka akhirnya memenuhi undangan tersebut dan Ira pun dibawa serta. Pada acara tersebut Ira bertemu dengan seorang pria pengusaha yang adalah saudara dari Pak Manto. Mereka berkenalan, bertegur sapa dan ngobrol – ngobrol. Suara itu mengingatkan Ira pada Dr Edo, sejuta tanda tanya tersimpan dalam diri Ira. Pada akhir pembicaraan, Ira memberikan alamat rumah kepada pria tersebut. Pada suatu hari pria tersebut bertandang ke rumah Ira dengan menggunakan sepeda motor bebek dan diparkir di halaman rumah Ira. Ira merasa kaget, kenapa pria ini mau datang ke rumah Ira. Suatu ketika pria ini minta ijin untuk buang air besar, karena tinggal di kampung tidak heran jika harus berjalan puluhan meter untuk mencapai wc.
Tanpa disadari ada benda terjatuh dari tas pria ini. Benda ini adalah selembar foto Ira saat terbaring di rumah sakit. Benda ini disimpan oleh Ira dan Ira pun tidak memberi tahukan ihwal peristiwa ini.
Bagaimana kelanjutan kisah ini, saksikan terus hanya  di laman  blog ini .....

KISAH SELENGKAPNYA DARI KEDUA CERPEN DIATAS, SILAHKAN HUBUNGI KAMI MELALUI  E-MAIL : wahyubarmanto@yahoo.co.id
Kami memiliki cerpen dengan tema yang lain. 
Anda memerlukan ? 
Silakan hubungi via email : wahyubarmanto@yahoo.co.id