VISI

VISI :

Menjadi berkat bagi semua orang tanpa membedakan suku bangsa, ras dan agama.

Search

25.12.12

Renungan Harian - Yayasan Gloria Yogyakarta

SELUMBAR
Mengapakah engkau melihat selumbar dimata saudaramu,sedangkan balok didalam matamu tidak engkau ketahui?
Matius 7:3,TB

Selumbar, atau dalam bahasa Yunaninya karfos, serumpun dengan kata kerja karfo"menjadi kering".Kata benda ini berarti tampuk,tangkai atau ranting kecil dan kering,serpihan jerami kecil, atau sehelai rambut atau bulu, yang mungkin terbang dan masuk ke dalam mata.Secara kiasan kata itu dipakai Yesus untuk mengartikan kesalahan yang kecil.Lawannya adalah balok,kiasan untuk kesalahan besar yang mencolok.

Yesus mengecam kebiasaan mencela kesa;ahan orang lain sementara mengabaikan kesalahan diri sendiri.Orang percaya perlu tuduk kepada standar kebenaran Allah sebelum berusaha untuk meneliti dan memengaruhi perilaku orang Kristen lain (ayat 3-5).Menghakimi dengan cara yang tidak adil mencakup mencekam seseorang yang berbuat salah, tanpa keinginan untuk melihat orang itu kembali kepada Allah dan jalan-Nya.Kita mengecam tanpa menawarkan solusi.

Baik dilakukan secara sadar maupun tidak, tindakan menghakimi lumrah terjadi dalam kehidupan sehari-hari.Orang dengan mudah melihat kesalahan orang lain, bahkan kesalahan yang sangat kecil seperti selumbar sekalipun.Sebaliknya, orang itu tidak menyadari kesalahan besar atau balok di dalam dirinya.Firman Tuhan mendorong kita untuk terlebih dahulu mengeluarkan balok tersebut.Artinya,menyadari kesalahan kita dan meminta anugerah Tuhan agar mampu meninggalkannya. Dengan demikian, kita diperlengkapi untuk menolong orang lain mengatasi kesalahannya,mengeluarkan selumbar dari matanya, dengan sikap yang lemah lembut,bukan menghakimi-WB [Wahyu Barmanto]

Ketika kita menyadari kelemahan diri, kita tidak akan menghakimi kesalahan orang lain.

Sumber :Renungan Harian, 30 Agustus 2013


MAIN TRAMPOLIN
Baca : Markus 4:35-41
Lalu Ia berkata kepada mereka, "Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?"
Markus 4:40

   Friena menjerit histeris ketika sedang bermain trampolin. Saat tubuhnya mulai terlontar naik, terikannya semakin keras. Meskipun beberapa kali petugas mengingatkannya agar tidak usah takut karena sudah ada alat pengaman yang memadai, Friena tidak menghiraukannya. Sang ayah, yang sedang asyik memainkan handycam mrekam kejadian tersebut, datang mendekat menghampirinya.Tidak usah takut. Tenang saja, kan ada Papa dan Mama di bawah,"katanya. Secara perlahan, Friena mulai menyesuaikan diri dan menikmati permainan tersebut. Tidak terdengar jeritan dan terikannya lagi. Yang ada sorak kegirangan saat tubuhnya terlontar naik turun trampolin.
   Ketika badai topan mengamuk dengan dahsyat, murid-murid Yesus sangat ketakutan. Sebagai nelayan berpengalaman, mereka tak berdaya menghadapinya. Mereka lalu membangunkan Yesus. Begitu bangun, Yesus menghardik badai itu dan badai pun langsung reda. Murid-murid Yesus sangat kagum akan kuasa Yesus, dan mereka bertanya-tanya siapa sesungguhnya Dia. Pada waktunya mereka pun menyedari bahda Dialah Tuhan, penguasa seluruh alam semesta.
   Acapkali kita merasa takut ketika diperhadapkan pada kerasnya badai kehidupan. Kita tidak memiliki kekuatan untuk bertahan terhadap amukannya.Kabar baiknya, Yesus senantiasa menyertai kita dan siap sedia menolong kita mengalahkan beragam badai dalam hidup ini. Jadi, jika Yesus ada di dalam perahu kehidupan kita, tak ayal kita akan dimampukan untuk menghadapi badai apa pun yang menerpa. Percayalah! - WB 

JIKA TUHAN YESUS ADA DI DALAM PERAHU KITA
TENANGLAH KITA MENGARUNGI BADAI KEHIDUPAN

Dikutip dari Renungan Harian, Edisi Bulan Januari 2013

Temukan tulisan WB yang lain dalam edisi cetak. Segera membeli buku renungan harian di toko buku rohani di kota Anda!